Low Profile High Profit: So True
Wednesday, March 14, 2018
Add Comment
Ada sebuah pameo mengatakan bahwa kerendahan hati adalah sebuah jalan emas atau gerbang emas menuju ke berbagai kemudahan hidup. Pameo ini tidak sedang mengatakan bahwa orang-orang yang rendah hati lantas hidupnya akan pasti mudah dan mulus. Tidak, bukan begitu maksudnya. Maksud utama pameo ini adalah bahwa sesungguhnya banyak kemudahan dan jalan yang terbuka bila kita memiliki sikap & karakter yang rendah hati di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia lainnya.
Perlu kita ingat bersama bahwa rendah hati tidaklah sama dengan rendah diri. Rendah diri disebut juga inferior, atau mempersepsikan diri kita lebih rendah & pasti kalah dari orang lain dalam banyak hal. Istilah lain dari rendah diri adalah minder.
Sedangkan rendah hati adalah sebuah kualitas karakter berupa kebesaran jiwa dimana kita selalu dapat menempatkan diri kita secara setara atau terkadang lebih tinggi dari orang lain, tanpa membuat siapapun merasa terintimidasi dengan kehadiran kita atau interaksi yang kita lakukan bersama mereka.
Mengapa rendah hati menjadi begitu penting dalam perjalan menuju pribadi yang efektif & produktif? Tidak lain adalah karena proses berhenti dari kesibukan sehari-hari yang selama ini kita anggap superior & produktif, untuk kemudian masuk ke relung jiwa & pikiran terdalam kita demi mencari apa-apa saja hal yang salah atau dapat ditingkatkan; sudah jelas membutuhkan kerendahan hati.
Contoh kerendahan hati adalah apa yang telah lama dijalankan oleh Sir Richard Charles Nicholas Branson. Beliau adalah Founder Virgin Group, investor di sejumlah bisnis kelas dunia, dan filantropis (pegiat kemanusiaan). Salah satu ungkapannya yang paling terkenal adalah: Clients do not come first. Employees come first. If you take care of your employees, they will take care of the clients.
Jika diinterpretasikan, makna ungkapan tersebut adalah: Perusahaan seharusnya mengutamakan perhatian terhadap karyawannya terlebih dahulu, bukan terhadap klien. Karena karyawan yang diperhatikan dengan baik oleh perusahaannya, akan otomatis memperhatikan klien-klien perusahaannya dengan baik. Ini adalah pemikiran yang progresif namun sekaligus membumi & realistis; sangat kontekstual bagi hidup kita.
Begitu kita dapat menjadi pribadi yang rendah hati, kita akan menjadi pribadi yang efektif & produktif. Seperti pada apa yang telah dijalankan Sir Richard Branson tersebut, beliau telah terbukti berhasil menjalankan gaya kepemimpinan yang membumi, rendah hati dan sangat mengutamakan kualitas internal perusahaannya terlebih dahulu. Ketika internal perusahaannya sudah kuat, maka menciptakan produk atau jasa yang berkualitas tinggi menjadi lebih mudah untuk dilakukan, dan produk atau jasa tersebut akan “menjual dengan sendirinya” alias sell by itself. Konsumen akan dengan senang hati menggunakan produk atau jasa yang dijual, dan dengan senang hati akan mereferensikan kepuasan mereka kepada kawannya. Dengan demikian, tidak perlu biaya pemasaran & promosi yang selangit. Inilah efektivitas, inilah produktivitas, dalam arti yang sesungguhnya.
Semuanya berawal dari kerendahan hati. Semuanya berawal dari kepemimpinan yang membumi. Semuanya berawal dari kepemimpinan yang mau melayani terlebih dahulu, sebelum membicarakan hasil, keuntungan dan pertumbuhan yang stabil.
Dengan karakternya yang “sangat internal” tersebut, kita dapat selalu yakin bahwa Sir Richard Branson akan selalu berusaha membuat semua karyawannya “mengasah gergaji” mereka masing-masing, dengan berbagai program People Development yang komprehensif.
Ketika seluruh karyawan di perusahaan atau divisi yang kita pimpin sudah bisa merasakan kenyamanan dalam proses tumbuh-kembang yang mereka jalani, maka sebagai pemimpin kita akan lebih disibukkan dengan hal-hal lain yang bersifat lebih non-teknis, lebih jangka panjang, dan yang memang membutuhkan kapasitas pemikiran kita untuk dapat mewujudkannya. Kepemimpinan yang efektif & produktif tidaklah selalu, dan bukanlah, kepemimpinan yang selalu melakukan mikro-manajemen (campur-tangan berlebihan) terhadap pelaksanaan tugas harian anak buah.
Semuanya diawali dari kerendahan hati, semuanya diawali dari kesadaran penuh bahwa kita bisa menjadi orang yang sukses di atas sukses & kebahagiaan orang lain. Kerendahan hati juga secara otomatis akan membuat kita jujur dalam melihat semua kekurangan dalam diri kita sendiri, ketika kita melakukan evaluasi & permenungan.
Di masa depan yang semakin penuh dengan tantangan post-modernisme semacam kecerdasan buatan, otomatisasi dan sistem robotik; sangatlah penting bagi kita semua untuk menjadi semakin rendah hati, jujur dan bersikap manusiawi terhadap banyak hal yang ada & terjadi di sekeliling kita.
Perlu kita ingat bersama bahwa rendah hati tidaklah sama dengan rendah diri. Rendah diri disebut juga inferior, atau mempersepsikan diri kita lebih rendah & pasti kalah dari orang lain dalam banyak hal. Istilah lain dari rendah diri adalah minder.
Sedangkan rendah hati adalah sebuah kualitas karakter berupa kebesaran jiwa dimana kita selalu dapat menempatkan diri kita secara setara atau terkadang lebih tinggi dari orang lain, tanpa membuat siapapun merasa terintimidasi dengan kehadiran kita atau interaksi yang kita lakukan bersama mereka.
Mengapa rendah hati menjadi begitu penting dalam perjalan menuju pribadi yang efektif & produktif? Tidak lain adalah karena proses berhenti dari kesibukan sehari-hari yang selama ini kita anggap superior & produktif, untuk kemudian masuk ke relung jiwa & pikiran terdalam kita demi mencari apa-apa saja hal yang salah atau dapat ditingkatkan; sudah jelas membutuhkan kerendahan hati.
Contoh kerendahan hati adalah apa yang telah lama dijalankan oleh Sir Richard Charles Nicholas Branson. Beliau adalah Founder Virgin Group, investor di sejumlah bisnis kelas dunia, dan filantropis (pegiat kemanusiaan). Salah satu ungkapannya yang paling terkenal adalah: Clients do not come first. Employees come first. If you take care of your employees, they will take care of the clients.
Jika diinterpretasikan, makna ungkapan tersebut adalah: Perusahaan seharusnya mengutamakan perhatian terhadap karyawannya terlebih dahulu, bukan terhadap klien. Karena karyawan yang diperhatikan dengan baik oleh perusahaannya, akan otomatis memperhatikan klien-klien perusahaannya dengan baik. Ini adalah pemikiran yang progresif namun sekaligus membumi & realistis; sangat kontekstual bagi hidup kita.
Begitu kita dapat menjadi pribadi yang rendah hati, kita akan menjadi pribadi yang efektif & produktif. Seperti pada apa yang telah dijalankan Sir Richard Branson tersebut, beliau telah terbukti berhasil menjalankan gaya kepemimpinan yang membumi, rendah hati dan sangat mengutamakan kualitas internal perusahaannya terlebih dahulu. Ketika internal perusahaannya sudah kuat, maka menciptakan produk atau jasa yang berkualitas tinggi menjadi lebih mudah untuk dilakukan, dan produk atau jasa tersebut akan “menjual dengan sendirinya” alias sell by itself. Konsumen akan dengan senang hati menggunakan produk atau jasa yang dijual, dan dengan senang hati akan mereferensikan kepuasan mereka kepada kawannya. Dengan demikian, tidak perlu biaya pemasaran & promosi yang selangit. Inilah efektivitas, inilah produktivitas, dalam arti yang sesungguhnya.
Semuanya berawal dari kerendahan hati. Semuanya berawal dari kepemimpinan yang membumi. Semuanya berawal dari kepemimpinan yang mau melayani terlebih dahulu, sebelum membicarakan hasil, keuntungan dan pertumbuhan yang stabil.
Dengan karakternya yang “sangat internal” tersebut, kita dapat selalu yakin bahwa Sir Richard Branson akan selalu berusaha membuat semua karyawannya “mengasah gergaji” mereka masing-masing, dengan berbagai program People Development yang komprehensif.
Ketika seluruh karyawan di perusahaan atau divisi yang kita pimpin sudah bisa merasakan kenyamanan dalam proses tumbuh-kembang yang mereka jalani, maka sebagai pemimpin kita akan lebih disibukkan dengan hal-hal lain yang bersifat lebih non-teknis, lebih jangka panjang, dan yang memang membutuhkan kapasitas pemikiran kita untuk dapat mewujudkannya. Kepemimpinan yang efektif & produktif tidaklah selalu, dan bukanlah, kepemimpinan yang selalu melakukan mikro-manajemen (campur-tangan berlebihan) terhadap pelaksanaan tugas harian anak buah.
Semuanya diawali dari kerendahan hati, semuanya diawali dari kesadaran penuh bahwa kita bisa menjadi orang yang sukses di atas sukses & kebahagiaan orang lain. Kerendahan hati juga secara otomatis akan membuat kita jujur dalam melihat semua kekurangan dalam diri kita sendiri, ketika kita melakukan evaluasi & permenungan.
Di masa depan yang semakin penuh dengan tantangan post-modernisme semacam kecerdasan buatan, otomatisasi dan sistem robotik; sangatlah penting bagi kita semua untuk menjadi semakin rendah hati, jujur dan bersikap manusiawi terhadap banyak hal yang ada & terjadi di sekeliling kita.
0 Response to "Low Profile High Profit: So True"
Post a Comment