Simplify Our Life: FALL (L2 = Learn About Yourself)
Wednesday, May 24, 2017
Add Comment
Artikel ini adalah rangkaian artikel terakhir yang membahas mengenai akronim FALL, alias huruf L terakhir, yaitu Learn About Yourself. F adalah Forgive Yourself, dan sudah dibahas mendetail di artikel ini. A adalah Accept Yourself, dan sudah saya jabarkan pemahamannya di artikel ini. L1 adalah Love Yourself, dan telah saya berikan perspektifnya di sini. Nah, sekarang adalah L2 alias huruf terakhir dari akronim FALL, yang saya artikan sebagai Learn About Yourself: temukanlah hal-hal baru dari dalam diri kita sendiri, sepanjang waktu.
Ada sebuah adagium yang mengatakan bahwa mengenal diri kita sendiri jauh lebih sulit daripada mengenal orang lain. Menaklukkan diri sendiri jauh lebih sulit daripada menaklukkan orang lain. Lebih jauh lagi, terus menemukan hal-hal baru dari dalam diri kita sendiri, jauh lebih sulit daripada menemukan hal-hal baru dari dalam diri orang lain.
Justru di situlah seninya... karena keagungan dan keluhuran hanya muncul dari kesediaan kita untuk patuh menekuni hal-hal yang sulit.
Bahkan sejumlah orang hebat bersedia untuk menempuh jalan yang (tadinya tampaknya) mustahil ditempuh, demi apa yang diyakininya.
Sehingga dengan demikian dapat saya katakan bahwa sebaiknya... sebaiknya... kita investasikan waktu, tenaga dan mungkin saja uang kita; untuk terus mempelajari hal-hal baru yang dapat kita sinergikan dengan diri kita. Berinvestasilah untuk pertumbuhan diri kita sendiri terlebih dahulu. Kita harus tumbuh, berkembang dan terus bergerak menuju hal-hal yang ideal. Untuk itu kita sangat membutuhkan kerendahan hati dan juga stamina, agar kita dapat terus menemukan hal-hal baru dari dalam diri kita.
Saya sepakat dengan pendapat sejumlah orang bahwa Learn About Yourself adalah konsep yang abstrak. Ya betul, memang abstrak. Tapi hasil dari melakukan itu dengan baik, adalah nyata adanya. Selama ada hasil nyata yang bisa kita dapatkan dari melakukan sesuatu yang tampak abstrak, rasa-rasanya sih hal itu layak saja kita sebut sebagai sesuatu yang riil atau nyata.
Melaksanakan konsep yang tampak abstrak namun mendapatkan hasil yang nyata, jelas jauh lebih baik daripada menjalankan konsep yang tampak nyata dan hebat, namun nol besar setelah berusaha dijalankan.
Bagaimana bentuk nyata dari hasil konsep Learn About Youself? Lihatlah mereka yang sudah sukses, agar kita mudah membahasnya.
Contoh nyatanya adalah pertanyaan seperti: apa saja hal yang paling saya suka dan saya kuasai? Bagaimana masa depan saya jika saya fokus mengejar apa yang saya suka dan saya kuasai tersebut? Apakah ada hal lain diluar hal yang saya suka dan saya kuasai tersebut, yang juga bisa saya sukai dan kuasai?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang harus terus kita ajukan kedalam diri kita, setiap waktu. Mengapa demikian? Agar kita tidak terjebak dalam zona nyaman dan mati perlahan-lahan, hingga pada waktunya kita menyadari semuanya yang sudah terlambat. Zona nyaman dalam diri kita tidak selalu harus berupa kehidupan material yang baik & berkecukupan, melainkan bisa juga berupa anggapan bahwa diri kita sendiri sudah sangat pintar dan berpengalaman, sehingga kita tidak perlu lagi terlalu "ngoyo" mengejar hal-hal & pengetahuan baru untuk kita pelajari.
Dengan kata lain, zona nyaman itu dekat sekali dengan kesombongan spiritual. Mereka hanya terpisahkan oleh sekat setipis kondom...
Ada sebuah peribahasa begini: The Enemy of Great Life is Good Life. Musuh dari kehidupan yang luar biasa adalah kehidupan yang baik.
Saya definisikan Great Life sebagai sebuah kondisi dimana kita bisa hidup nyaman tanpa hutang sedikitpun, dengan mengerjakan apa yang kita sukai. Hidup nyaman tanpa hutang bisa saja dialami oleh mereka yang penghasilannya tidak besar. Saya pernah menjumpai orang-orang seperti itu. Nah, ditambah dengan mengerjakan sesuatu pekerjaan yang mereka sukai, saya yakin itu akan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi mereka.
Sedangkan definisi tanpa hutang itu sendiri sebenarnya luas. Tapi supaya gampang membahasnya, saya ilustrasikan pernyataan saya tersebut seperti ini: saya selalu memimpikan supaya bisa membeli barang-barang yang saya butuhkan (tidak perlu selalu barang yang saya inginkan) tanpa harus membayarnya dengan cara mencicil. Ya betul, impian dan kebahagiaan saya memang sesederhana itu. Betapa saya menginginkan kondisi itu, hingga saya bersedia untuk menjalani pekerjaan yang tidak saya sukai.
Jangan kuatir, setiap orang bisa memiliki definisi yang berbeda-beda mengenai Great Life. Ini hanya prinsip saya pribadi. Kita semua tidak harus sama atau sepakat mengenai batasan konsep Great Life.
Jadi dalam definisi saya pribadi, pintu gerbang menuju Great Life adalah stabilitas finansial terlebih dahulu. Nah, setelah kondisi finansial aman dan stabil, barulah kita melakukan pekerjaan yang benar-benar kita sukai dan sesuai dengan minat kita. Setelah kita bisa mencapai stabilitas finansial tanpa hutang dan sekaligus juga melakukan pekerjaan yang kita sukai, inilah konsep Great Life yang sesungguhnya; minimal dalam definisi saya pribadi.
Sedangkan definisi Good Life adalah ketika konsep "hidup nyaman tanpa hutang" dengan konsep "mengerjakan pekerjaan yang kita sukai" tidak atau belum bertemu. Misalnya, seperti pemaparan saya diatas.
Saya bersedia melakukan pekerjaan yang tidak saya sukai, demi mendapatkan keamanan dan stabilitas finansial terlebih dahulu, sebagai pintu masuk menuju Great Life. Kondisi ini saya sebut sebagai Good Life.
Atau contoh lain, misalnya seorang direktur berpenghasilan besar dengan banyak rumah dan properti, tanpa hutang, tapi dia teramat jenuh dengan pekerjaannya, jenuh dengan perjalanan hidupnya yang monoton, atau mungkin jenuh dengan kondisi keluarganya yang tidak tentu arah. Atau seseorang yang memilih untuk fokus mengerjakan apa yang dia sukai, sambil terbelit hutang sana-sini. Kehidupan seperti ini biasanya dinilai oleh orang lain sebagai Good Life. Keliatannya hidupnya nyaman, padahal masih ada ganjalan dan ketidakselarasan.
Lalu apa hubungannya konsep Learn About Yourself dengan konsep Good Life dan Great Life? Jelas berhubungan...
Saya tadi sudah katakan bahwa untuk menuju Great Life, mutlak dibutuhkan kerendahan hati kita untuk terus mempelajari hal-hal baru. Misalnya kita sedang mengalami kesulitan finansial, dan gaji bulanan dari kantor tempat kita bekerja sekarang sudah tidak mungkin lagi digunakan untuk menghajar habis belitan hutang. Maka sudah pasti kita harus melakukan hal-hal diluar kebiasaan kita, diluar zona nyaman kita. Misalnya, mencari penghasilan sampingan.
Nah, untuk mendapatkan penghasilan sampingan di bidang yang baru, bukankah kita harus mempelajari pengetahuan dan keahlian baru?
Tentu saja untuk kebanyakan orang ini tidak nyaman. Namun justru disitulah inti pembicaraan saya. Learn About Yourself adalah tentang menemukan diri kita sendiri dengan sejumlah pengetahuan, keahlian atau kebijaksanaan yang baru. Dari mana kita bisa mendapatkan itu semua? Awalnya pasti dari kondisi tidak nyaman yang terjadi dalam hidup kita. Karena tidak nyaman dengan sebuah kondisi, maka kita tergugah untuk bergerak maju. Setelah bergerak maju, barulah kita bisa menemukan hal-hal baru dalam diri kita. Maka kita akan tinggal di dalam kenyamanan baru. Begitulah seterusnya. Bahasa Inggrisnya adalah Continuous Improvement.
Kuncinya adalah fokus. Fokus dengan apa yang kita ingin pelajari, dalami dan kuasai. Apakah seorang manusia bisa menguasai beberapa keahlian? BISA. TAPI tidak dalam satu waktu / multitasking.
Semuanya harus kita lakukan satu-persatu, setahap demi setahap, anak tangga demi anak tangga. Misalnya, kita baru mendirikan perusahaan dengan modal minim, maka kita yang pertama-tama harus melakukan semuanya terlebih dahulu. Kita bisa saja dedikasikan 3 bulan khusus untuk fokus mendalami Marketing. 3 bulan berikutnya mempelajari produk. 3 bulan berikutnya mendalami HRD. 3 bulan berikutnya mempelajari keuangan. Maka dalam setahun saja kita sudah bisa fasih menguasai 4 keahlian utama yang wajib dikuasai oleh seorang pemimpin perusahaan.
Penguasaan beberapa keahlian secara sekuensial (berurutan dan fokus pada satu hal di satu waktu) tentunya akan memberikan hasil jauh lebih prima ketimbang misalnya berusaha menguasai 4 keahlian tersebut dengan mempelajarinya secara bersamaan terus-menerus.
Sejumlah studi ilmiah yang dilakukan oleh ilmuwan maupun institusi terkemuka, menguatkan argumen tersebut.
Jadi dengan menguasai 4 keahlian tersebut, sebagai pemimpin perusahaan, kita bisa membangun sistem dengan baik. Dengan mempelajari HRD, kita bisa paham bagaimana mencari HRD Head yang hebat. Dengan mempelajari Marketing, kita bisa paham bagaimana merekrut & mempertahankan Marketing Head yang hebat. Dengan mempelajari produk, kita paham bagaimana caranya mencari engineer yang hebat dan bisa membangun produk yang kita cita-citakan tersebut. Dengan mempelajari keuangan, kita bisa paham bagaimana menemukan perwira-perwira keuangan yang jujur dan bisa membawa perusahaan berkembang.
Setelah kita Learn About Yourself dan menemukan kehebatan-kehebatan baru dalam diri kita, selanjutnya adalah menemukan orang-orang hebat di bidangnya untuk bekerja bersama kita, dan menjalankan sistemnya secara sinergis. Setelah itu barulah kita bisa berbicara tentang kebebasan finansial dan kebebasan waktu. Inti dari Great Life adalah kerendahan hati terlebih dahulu.
Dengan kita terbiasa berkontemplasi dan menemukan hal-hal baru dari dalam diri kita, maka kesendirian (alone) pun justru akan membuat kita nyaman, bukannya malah kesepian (lonely). Dengan nyaman dalam kesendirian, hidup akan terasa lebih sederhana & nyaman untuk dijalani. Kenyamanan hidup dan kenyamanan kita bersama diri kita sendiri, merupakan gerbang emas menuju penemuan-penemuan penting akan diri kita sendiri yang sesungguhnya, yang lebih hebat dari diri kita yang sekarang.
Artikel ini adalah artikel penutup dari penjabaran konsep FALL yang sebelumnya telah saya deskripsikan. F di artikel ini, A di artikel ini, L1 di artikel ini, dan artikel ini adalah L2. Selamat menyerapi dan menjalankan pemikiran saya ini, dan saya yakin kita semua bisa sukses menurut standar dan kebahagiaan kita masing-masing.
Ada sebuah adagium yang mengatakan bahwa mengenal diri kita sendiri jauh lebih sulit daripada mengenal orang lain. Menaklukkan diri sendiri jauh lebih sulit daripada menaklukkan orang lain. Lebih jauh lagi, terus menemukan hal-hal baru dari dalam diri kita sendiri, jauh lebih sulit daripada menemukan hal-hal baru dari dalam diri orang lain.
Justru di situlah seninya... karena keagungan dan keluhuran hanya muncul dari kesediaan kita untuk patuh menekuni hal-hal yang sulit.
Bahkan sejumlah orang hebat bersedia untuk menempuh jalan yang (tadinya tampaknya) mustahil ditempuh, demi apa yang diyakininya.
Sehingga dengan demikian dapat saya katakan bahwa sebaiknya... sebaiknya... kita investasikan waktu, tenaga dan mungkin saja uang kita; untuk terus mempelajari hal-hal baru yang dapat kita sinergikan dengan diri kita. Berinvestasilah untuk pertumbuhan diri kita sendiri terlebih dahulu. Kita harus tumbuh, berkembang dan terus bergerak menuju hal-hal yang ideal. Untuk itu kita sangat membutuhkan kerendahan hati dan juga stamina, agar kita dapat terus menemukan hal-hal baru dari dalam diri kita.
Saya sepakat dengan pendapat sejumlah orang bahwa Learn About Yourself adalah konsep yang abstrak. Ya betul, memang abstrak. Tapi hasil dari melakukan itu dengan baik, adalah nyata adanya. Selama ada hasil nyata yang bisa kita dapatkan dari melakukan sesuatu yang tampak abstrak, rasa-rasanya sih hal itu layak saja kita sebut sebagai sesuatu yang riil atau nyata.
Melaksanakan konsep yang tampak abstrak namun mendapatkan hasil yang nyata, jelas jauh lebih baik daripada menjalankan konsep yang tampak nyata dan hebat, namun nol besar setelah berusaha dijalankan.
Bagaimana bentuk nyata dari hasil konsep Learn About Youself? Lihatlah mereka yang sudah sukses, agar kita mudah membahasnya.
Contoh nyatanya adalah pertanyaan seperti: apa saja hal yang paling saya suka dan saya kuasai? Bagaimana masa depan saya jika saya fokus mengejar apa yang saya suka dan saya kuasai tersebut? Apakah ada hal lain diluar hal yang saya suka dan saya kuasai tersebut, yang juga bisa saya sukai dan kuasai?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang harus terus kita ajukan kedalam diri kita, setiap waktu. Mengapa demikian? Agar kita tidak terjebak dalam zona nyaman dan mati perlahan-lahan, hingga pada waktunya kita menyadari semuanya yang sudah terlambat. Zona nyaman dalam diri kita tidak selalu harus berupa kehidupan material yang baik & berkecukupan, melainkan bisa juga berupa anggapan bahwa diri kita sendiri sudah sangat pintar dan berpengalaman, sehingga kita tidak perlu lagi terlalu "ngoyo" mengejar hal-hal & pengetahuan baru untuk kita pelajari.
Dengan kata lain, zona nyaman itu dekat sekali dengan kesombongan spiritual. Mereka hanya terpisahkan oleh sekat setipis kondom...
Ada sebuah peribahasa begini: The Enemy of Great Life is Good Life. Musuh dari kehidupan yang luar biasa adalah kehidupan yang baik.
Saya definisikan Great Life sebagai sebuah kondisi dimana kita bisa hidup nyaman tanpa hutang sedikitpun, dengan mengerjakan apa yang kita sukai. Hidup nyaman tanpa hutang bisa saja dialami oleh mereka yang penghasilannya tidak besar. Saya pernah menjumpai orang-orang seperti itu. Nah, ditambah dengan mengerjakan sesuatu pekerjaan yang mereka sukai, saya yakin itu akan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi mereka.
Sedangkan definisi tanpa hutang itu sendiri sebenarnya luas. Tapi supaya gampang membahasnya, saya ilustrasikan pernyataan saya tersebut seperti ini: saya selalu memimpikan supaya bisa membeli barang-barang yang saya butuhkan (tidak perlu selalu barang yang saya inginkan) tanpa harus membayarnya dengan cara mencicil. Ya betul, impian dan kebahagiaan saya memang sesederhana itu. Betapa saya menginginkan kondisi itu, hingga saya bersedia untuk menjalani pekerjaan yang tidak saya sukai.
Jangan kuatir, setiap orang bisa memiliki definisi yang berbeda-beda mengenai Great Life. Ini hanya prinsip saya pribadi. Kita semua tidak harus sama atau sepakat mengenai batasan konsep Great Life.
Jadi dalam definisi saya pribadi, pintu gerbang menuju Great Life adalah stabilitas finansial terlebih dahulu. Nah, setelah kondisi finansial aman dan stabil, barulah kita melakukan pekerjaan yang benar-benar kita sukai dan sesuai dengan minat kita. Setelah kita bisa mencapai stabilitas finansial tanpa hutang dan sekaligus juga melakukan pekerjaan yang kita sukai, inilah konsep Great Life yang sesungguhnya; minimal dalam definisi saya pribadi.
Sedangkan definisi Good Life adalah ketika konsep "hidup nyaman tanpa hutang" dengan konsep "mengerjakan pekerjaan yang kita sukai" tidak atau belum bertemu. Misalnya, seperti pemaparan saya diatas.
Saya bersedia melakukan pekerjaan yang tidak saya sukai, demi mendapatkan keamanan dan stabilitas finansial terlebih dahulu, sebagai pintu masuk menuju Great Life. Kondisi ini saya sebut sebagai Good Life.
Atau contoh lain, misalnya seorang direktur berpenghasilan besar dengan banyak rumah dan properti, tanpa hutang, tapi dia teramat jenuh dengan pekerjaannya, jenuh dengan perjalanan hidupnya yang monoton, atau mungkin jenuh dengan kondisi keluarganya yang tidak tentu arah. Atau seseorang yang memilih untuk fokus mengerjakan apa yang dia sukai, sambil terbelit hutang sana-sini. Kehidupan seperti ini biasanya dinilai oleh orang lain sebagai Good Life. Keliatannya hidupnya nyaman, padahal masih ada ganjalan dan ketidakselarasan.
Lalu apa hubungannya konsep Learn About Yourself dengan konsep Good Life dan Great Life? Jelas berhubungan...
Saya tadi sudah katakan bahwa untuk menuju Great Life, mutlak dibutuhkan kerendahan hati kita untuk terus mempelajari hal-hal baru. Misalnya kita sedang mengalami kesulitan finansial, dan gaji bulanan dari kantor tempat kita bekerja sekarang sudah tidak mungkin lagi digunakan untuk menghajar habis belitan hutang. Maka sudah pasti kita harus melakukan hal-hal diluar kebiasaan kita, diluar zona nyaman kita. Misalnya, mencari penghasilan sampingan.
Nah, untuk mendapatkan penghasilan sampingan di bidang yang baru, bukankah kita harus mempelajari pengetahuan dan keahlian baru?
Tentu saja untuk kebanyakan orang ini tidak nyaman. Namun justru disitulah inti pembicaraan saya. Learn About Yourself adalah tentang menemukan diri kita sendiri dengan sejumlah pengetahuan, keahlian atau kebijaksanaan yang baru. Dari mana kita bisa mendapatkan itu semua? Awalnya pasti dari kondisi tidak nyaman yang terjadi dalam hidup kita. Karena tidak nyaman dengan sebuah kondisi, maka kita tergugah untuk bergerak maju. Setelah bergerak maju, barulah kita bisa menemukan hal-hal baru dalam diri kita. Maka kita akan tinggal di dalam kenyamanan baru. Begitulah seterusnya. Bahasa Inggrisnya adalah Continuous Improvement.
Kuncinya adalah fokus. Fokus dengan apa yang kita ingin pelajari, dalami dan kuasai. Apakah seorang manusia bisa menguasai beberapa keahlian? BISA. TAPI tidak dalam satu waktu / multitasking.
Semuanya harus kita lakukan satu-persatu, setahap demi setahap, anak tangga demi anak tangga. Misalnya, kita baru mendirikan perusahaan dengan modal minim, maka kita yang pertama-tama harus melakukan semuanya terlebih dahulu. Kita bisa saja dedikasikan 3 bulan khusus untuk fokus mendalami Marketing. 3 bulan berikutnya mempelajari produk. 3 bulan berikutnya mendalami HRD. 3 bulan berikutnya mempelajari keuangan. Maka dalam setahun saja kita sudah bisa fasih menguasai 4 keahlian utama yang wajib dikuasai oleh seorang pemimpin perusahaan.
Penguasaan beberapa keahlian secara sekuensial (berurutan dan fokus pada satu hal di satu waktu) tentunya akan memberikan hasil jauh lebih prima ketimbang misalnya berusaha menguasai 4 keahlian tersebut dengan mempelajarinya secara bersamaan terus-menerus.
Sejumlah studi ilmiah yang dilakukan oleh ilmuwan maupun institusi terkemuka, menguatkan argumen tersebut.
Jadi dengan menguasai 4 keahlian tersebut, sebagai pemimpin perusahaan, kita bisa membangun sistem dengan baik. Dengan mempelajari HRD, kita bisa paham bagaimana mencari HRD Head yang hebat. Dengan mempelajari Marketing, kita bisa paham bagaimana merekrut & mempertahankan Marketing Head yang hebat. Dengan mempelajari produk, kita paham bagaimana caranya mencari engineer yang hebat dan bisa membangun produk yang kita cita-citakan tersebut. Dengan mempelajari keuangan, kita bisa paham bagaimana menemukan perwira-perwira keuangan yang jujur dan bisa membawa perusahaan berkembang.
Setelah kita Learn About Yourself dan menemukan kehebatan-kehebatan baru dalam diri kita, selanjutnya adalah menemukan orang-orang hebat di bidangnya untuk bekerja bersama kita, dan menjalankan sistemnya secara sinergis. Setelah itu barulah kita bisa berbicara tentang kebebasan finansial dan kebebasan waktu. Inti dari Great Life adalah kerendahan hati terlebih dahulu.
Dengan kita terbiasa berkontemplasi dan menemukan hal-hal baru dari dalam diri kita, maka kesendirian (alone) pun justru akan membuat kita nyaman, bukannya malah kesepian (lonely). Dengan nyaman dalam kesendirian, hidup akan terasa lebih sederhana & nyaman untuk dijalani. Kenyamanan hidup dan kenyamanan kita bersama diri kita sendiri, merupakan gerbang emas menuju penemuan-penemuan penting akan diri kita sendiri yang sesungguhnya, yang lebih hebat dari diri kita yang sekarang.
Artikel ini adalah artikel penutup dari penjabaran konsep FALL yang sebelumnya telah saya deskripsikan. F di artikel ini, A di artikel ini, L1 di artikel ini, dan artikel ini adalah L2. Selamat menyerapi dan menjalankan pemikiran saya ini, dan saya yakin kita semua bisa sukses menurut standar dan kebahagiaan kita masing-masing.
0 Response to "Simplify Our Life: FALL (L2 = Learn About Yourself)"
Post a Comment