Maksimalisasi Keamanan di Kendaraan Umum
Saturday, November 26, 2016
Add Comment
Semakin hari semakin banyak orang yang berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya, dengan menggunakan kendaraan umum. Apakah itu transportasi darat, laut ataupun udara; esensinya sama, yaitu mereka adalah kendaraan umum. Artinya, ada sejumlah hal yang ada diluar kendali kita, ada yang setengah kendali kita, dan ada yang bisa sepenuhnya kita kendalikan. Artikel ini akan saya fokuskan untuk membicarakan hal-hal yang masih bisa kita kendalikan.
Selain fokus tentang hal-hal yang bisa kita kendalikan, saya akan secara lebih sempit lagi terfokus pada keamanan barang bawaan kita di kendaraan umum.
Lebih terfokus lagi, saya akan lebih banyak berbicara tentang gawai (gadget) yang kita miliki dan bawa-serta dalam perjalanan kita dengan kendaraan umum.
Yang saya kategorikan sebagai gawai (gadget) di sini adalah telepon genggam, tablet, laptop, kamera, dan seluruh produk pendukungnya, misalnya Hard Disk Portable, kartu memori, dan lain-lain.
Mengapa saya terfokus di topik ini? Tidak lain adalah karena tiga alasan:
Baiklah, mari kita mulai...
Kuasailah Apa yang Dapat Kita Kuasai
Berdasarkan apa yang dapat kita kuasai dalam sebuah perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum, akan saya bagi tiga:
Contoh hal-hal yang sebagian aspeknya masih bisa kita kuasai (poin 2): barang bawaan kita yang tidak dapat kita bawa sepanjang waktu bersama kita.
Contoh hal-hal yang sepenuhnya dapat kita kuasai (poin 3): barang bawaan kita yang dapat kita bawa terus bersama kita sepanjang waktu, dimanapun kita berada.
Demi ringkasnya artikel ini, poin ke-1 tidak akan saya bicarakan lagi. Saya akan terfokus pada poin 2 dan poin 3.
Dalam perjalanan kita dengan menggunakan kendaraan umum, poin 2 dan poin 3 adalah sebuah kesatuan yang hampir selalu melekat bersama kita.
Oleh karena itu logika sederhananya adalah: kita berusaha sebaik mungkin untuk mengurangi poin 2, dan menambah poin 3. Sebisa mungkin secara manusiawi, kita pasti ingin terus ada bersama barang-barang bawaan kita, agar terhindar dari kehilangan atau kerusakan selama perjalanan tersebut.
Nah masalahnya, ruang dan kekuatan kita terbatas untuk bisa mengontrol semua barang bawaan kita. Oleh sebab itu kita WAJIB memfokuskan perhatian kita HANYA pada barang-barang yang memang vital bagi kehidupan pribadi dan profesional kita, dan bisa berakibat fatal atau sangat merepotkan bila barang-barang tersebut hilang atau rusak.
Marilah kita ikuti 5 langkah yang saya uraikan selanjutnya (teks berwarna biru), demi keselamatan barang-barang terpenting kita dalam perjalanan dengan kendaraan umum.
1. BACKUP, BACKUP dan BACKUP
Backup adalah jantung dari semua langkah pengamanan perangkat yang dapat kita lakukan. Baik data pribadi maupun data profesional yang kita miliki, saya pandang sama berharganya. Saya tidak pernah membedakan pentingnya diantara mereka. Oleh karena itu secara teratur dan disiplin, saya selalu melakukan backup atau penggandaan data pribadi maupun profesional saya.
Data apapun yang ada di dalam telepon genggam dan laptop saya, sudah pasti secara teratur saya backup kedalam Portable Hard Disk atau External Hard Disk. Prinsipnya sederhana. Seandainya perangkat utamanya hilang atau rusak, saya masih bisa menarik data terlengkap dari External Hard Disk tersebut ke perangkat baru yang saya beli sebagai pengganti perangkat lama yang hilang atau rusak. Maka hidup pun lebih sederhana, tinggal melakukan beberapa klik saja, maka kegiatan yang saya lakukan bisa kembali seperti semula.
Banyak orang berpikir bahwa membeli External Hard Disk untuk keperluan backup itu mahal. Maaf ya jika saya kasar, tapi ini namanya bodoh sekali. Saya bukanlah orang kaya, dan saya masih harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pokok saya sehari-hari bersama keluarga. Tapi saya perjuangkan mati-matian untuk membeli External Hard Disk tersebut. Semuanya demi kelangsungan hidup pribadi saya maupun kesinambungan pekerjaan saya. Istilah kasarnya, saya yang sudah pas-pasan ini, jangan sampai jatuh miskin atau sengsara hanya gara-gara urusan kehilangan perangkat kerja saya. Justru karena saya bukan orang yang berlebih, maka saya harus semakin waspada dengan apa yang saya miliki dan saya bawa dalam perjalanan. Logika itulah yang ingin saya bangun di artikel ini.
Telepon genggam saya hilang? Tenang saja, data Phone Book maupun foto, musik atau apapun yang ada di dalamnya; semuanya ada di External Hard Disk. Tinggal lakukan penarikan data untuk telepon genggam pengganti kelak.
Laptop saya hilang? Data pribadi saya lenyap bersamanya? Hasil pekerjaan saya lenyap bersamanya? Tidak... tenang saja... Yang perlu saya lakukan hanyalah mencari laptop pengganti, dan mengkopi-balik apa yang saya backup selama ini di External Hard Disk, ke laptop pengganti tersebut. Beres. Tidak perlu frustasi.
Dimanakah External Hard Disk ini seharusnya saya simpan? Ya jelas harus disimpan di tempat yang aman. Jika di rumah lebih aman, ya di rumah. Jika di kantor lebih aman, ya di kantor. Jika memang lebih aman dibawa kemana-mana, pastikan External Hard Disk tersebut cukup ringkas & cukup ringan untuk selalu menempel bersama kita.
Bagi yang data-datanya berukuran tidak besar namun tidak ingin direpotkan dengan urusan External Hard Disk, dapat mempertimbangkan penyimpanan data di Cloud Server. Cara ini paling aman & nyaman, namun membutuhkan koneksi Internet yang luar biasa bagus, cepat dan stabil. Jika kita malas berurusan dengan koneksi Internet di Indonesia yang... ya gitu deh... maka opsi penggunaan External Hard Disk sebagai backup data, menjadi tidak terhindarkan.
Misalnya jika saya harus membawa laptop untuk presentasi ke luar kota, saya melakukan backup materi-materi presentasi tersebut selain ke External Hard Disk, juga saya backup ke Flash Disk. Sehingga misalnya pun sampai ada kehilangan atau kerusakan laptop mendadak, saya bisa antisipasi dengan cepat untuk menancapkan Flash Disk tersebut di laptop / komputer pinjaman lain. Pertanyaannya, jika sudah di-backup di External Hard Disk, lalu mengapa tetap harus backup di Flash Disk juga?
Alasan saya sederhana saja. Misalnya terjadi apa-apa dengan laptop kita dan kita harus meminjam laptop / komputer orang lain, akan lebih aman jika kita menancapkan Flash Disk saja ketimbang External Hard Disk berisi data-data vital kita. Bagaimana jika External Hard Disk kita terkena virus dari komputer / laptop pinjaman tersebut? Bisa nangis darah deh. Jadi misalnya pun terkena virus, yang terkena cukup Flash Disk saja, tidak perlu berurusan dengan External Hard Disk kita.
Mengapa saya panjang-lebar membicarakan perihal backup ini? Karena backup adalah jantung dari semua keamanan perangkat. Saya pernah kehilangan / kerusakan telepon genggam dan laptop. Tapi saya tidak pernah merasa kiamat karena sudah memiliki data backup aktual dari telepon genggam atau laptop saya tersebut. Tanpa backup secara teratur dan berdisiplin, rasa-rasanya agak percuma jika kita melakukan langkah pengamanan secanggih apapun bagi perangkat yang kita miliki.
Dokumentasi kehidupan pribadi saya bersama keluarga saya sangatlah penting. Demikian juga dengan data-data pekerjaan saya. Apalagi daftar nama di Contact atau Phone Book saya, sangatlah berharga. Jika kita sudah menyadari betapa berharganya itu semua, harga External Hard Disk menjadi tidak mahal lagi. Ini hanyalah masalah perspektif saja.
Proses backup secara disiplin pun memang pada dasarnya harus terus kita lakukan, walaupun kita tidak pernah bepergian. Saya sudah terlalu banyak menemukan mereka yang kelimpungan karena telepon genggamnya error dan datanya hilang semua, sementara mereka tidak pernah melakukan backup selama ini.
2. SIMPLIFY YOUR LIFE, SIMPLIFY YOUR THINGS
Buat saya pribadi, kemanapun saya pergi, prinsip utama saya hanyalah 3 hal ini:
a. Bawalah sesedikit mungkin barang, yang penting saja.
b. Jika tidak mungkin sedikit, usahakan selalu membawanya dalam tas yang terintegrasi. Jangan terpisah di sejumlah kantong kresek, atau apapun yang bikin ribet perjalanan. Misalnya butuh 2-3 tas, pastikan hanya 2-3 tas itu yang kita jinjing dalam perjalanan. Jangan meribetkan perjalanan kita dengan kantong atau dus tambahan diluar tas pokok tersebut.
c. Fokuskan semua barang vital & berharga dalam satu tas yang bisa kita bawa kemana-mana dengan nyaman. Dimana kalaupun semua bawaan kita misalnya hilang, kita masih bisa meneruskan hidup & bekerja normal dengan satu "tas harta karun" yang selalu menempel bersama kita.
Bagi saya pribadi, dalam perjalanan apapun, mereka yang membawa begitu banyak tas untuk keperluan pribadi, biasanya orang tua. Anak-anak muda biasanya ogah rempong dan membawa bawaan dengan ringkas & tepat guna saja. Betapapun umur saya sudah tidak muda lagi, namun dalam hal bawaan selama perjalanan, saya selalu meniru generasi muda. Ringkas & ringan saja.
Saya pun selalu menekankan pada keluarga saya jika kita menggunakan kendaraan umum ketika bepergian: PACK LIGHT! Bawalah seringkas mungkin. Paling ideal adalah maksimal 2 tas saja per orang. Tas pertama adalah untuk "harta karun" kita yang vital, dan tas kedua adalah tas sekunder untuk pakaian dan barang-barang pribadi. Tas pertama wajib terus menempel bersama kita, sementara tas kedua bisa saja ditinggalkan jika kita ke toilet atau keluar makan.
Jika saya naik pesawat terbang, saya SELALU menghindari urusan dengan bagasi. Jadi sedapat mungkin tas yang saya bawa bisa saya masukkan ke kabin. Sudah terlalu banyak cerita tidak enak dari orang lain seputar urusan dengan bagasi pesawat. Dari mulai tas yang terbawa pesawat jurusan lain, kecurian di bagasi, antrian lama di pengambilan bagasi, dan masih banyak lagi. Ketika naik pesawat, sebisa mungkin sederhanakanlah bawaan kita dan sedapat mungkin tidak perlu berurusan dengan bagasi. Begitu tiba di tujuan, langsung hengkang dari bandara. Beres.
Agak berbeda ketika kita naik bis, terutama bis malam dengan durasi perjalanan yang lama. Loker tas di kabin bis berukuran jauh lebih kecil daripada loker tas di kabin pesawat terbang. Oleh karena itu agak absurd jika kita berusaha membawa satu tas lagi kedalam kabin bis, sementara tas tersebut sama sekali tidak dapat dimuat di loker kabin bis.
Maka ketika di bis malam, lebih realistis jika kita berurusan dengan bagasi bis. Toh untuk mengambil bagasi di bis pun mudah, tinggal minta bukakan bagasi saja. Tidak perlu birokrasi ribet seperti di bandara. Jadi kekuatiran soal bagasi di bis tidak sebesar di pesawat terbang. Namun hukum "tas harta karun" tetap sama. Harus ada satu tas yang memuat semua barang berharga kita dan kita bawa kemana-mana, bahkan ke WC bus sekalipun! Saya ada beberapa kawan yang kehilangan barang berharganya ketika seluruh isi bis tidur dan mereka harus ke WC bus dengan meninggalkan tasnya tersebut di kursi bis. Namanya maling ajaib ya, trik-trik mereka canggih dan selalu update dengan kondisi lapangan.
Saya serius. Bawalah "tas harta karun" tersebut bersama kita bahkan ketika kita ke WC bus sekalipun, terutama ketika kita bepergian sendiri. Hal yang sama pun berlaku di WC pesawat terbang. Turuti saja nasihat saya ini tanpa banyak mempertanyakan, demi keamanan kita semua.
Saya mengalami sendiri bahwa jika saya ngotot membawa tas sekunder ke dalam bis dan tidak dapat dimasukkan ke loker kabinnya, saya sendiri yang kesulitan. Saya pernah terpaksa menaruh tas gendong berukuran cukup besar di belakangnya kursi paling belakang bis tersebut, dan saya mengalami kehilangan barang. Maka dapat saya katakan bahwa sepengalaman saya dan banyak orang lain, untuk bis, lebih aman menaruh barang bawaan di bagasinya. Namun tetap ya... jangan pernah menaruh barang berharga apapun di tas yang kita taruh di bagasi bis.
Untuk angkutan laut / kapal laut, maaf jika saya tidak dapat menguraikan pengalaman saya, karena memang belum pernah naik kapal laut untuk perjalanan jauh. Paling hanya feri penyeberangan saja. Inipun prinsipnya sama. Selalu bawalah satu "tas harta karun" yang selalu menempel bersama kita kemana-mana. Yang kita tinggalkan di mobil (dalam feri) atau kamar, hanyalah barang / tas sekunder saja. Suka ada cerita juga isi mobil yang kemalingan ketika sedang menyeberang dengan feri, jika pemiliknya keluar dari mobilnya. Tetap berhati-hatilah.
3. SELALU WASPADALAH, AMATI TERUS KEADAAN SEKITAR KITA
Saya sepenuhnya sadar bahwa berusaha waspada pada keadaan sekitar memang membutuhkan energi lebih. Bahkan bagi saya yang suka bersiaga sekalipun, selalu waspada dan selalu mengamati keadaan sekitar saya, terkadang memang agak melelahkan. Apalagi bagi mereka yang terbiasa ceroboh, selordeh atau masa bodo dengan kondisi sekitar. Pasti menjadi waspada merupakan hal yang sangat melelahkan, sehingga seringnya tidak dilakukan. Kita menjadi lengah.
Jika saya sedang fit dan tidak mengantuk, ketika baru memasuki kabin pesawat atau bis, secara sekilas saya amati dulu fisik dan gerak-gerik semua penumpangnya, terutama jika posisi duduk saya memungkinkan untuk melakukan pengamatan tersebut.
Ketika kita tertidur, tentu tidak mungkin menjadi selalu waspada. Namun upaya-upaya untuk menjaga tas harta karun kita, setidaknya masih bisa kita lakukan sebelum kita terlelap. Sebisa mungkin hindarilah kejadian "ketiduran", karena bisa saja kita lupa memasukkan telepon genggam kita atau lupa mengunci retsleting tas kita, dan akhirnya terjadi kehilangan barang.
Paling aman biasanya memasukkan telepon genggam ke saku celana kita. Jika terasa kurang aman, masukkan kedalam "tas harta karun" kita. Jika kita tergolong paranoid, tidak perlu segan menggembok retsleting tas bawaan kita dengan gembok kecil, bahkan untuk "tas harta karun" sekalipun.
Tentu saja tidak ada salahnya dengan ramah terhadap orang asing yang kita temui di perjalanan. Namun jangan sekali-kali keramahan kita tersebut mengurangi sedikitpun kewaspadaan kita terhadap orang-orang asing di sekitar kita.
Buat saya pribadi sih, lebih baik saya dinilai tidak ramah, daripada saya berusaha dinilai ramah tapi malah akhirnya saya yang ketiban sialnya sendiri. Dalam berurusan dengan orang asing di lingkungan yang asing, apalagi dengan menggunakan kendaraan umum, tidak perlulah bagi kita untuk berusaha dinilai ramah, baik dan lain sebagainya. Ramah seperlunya saja, yang penting sopan dan tidak mencari gara-gara atau keributan. Selalu fokuslah pada keselamatan kita dan keselamatan barang-barang yang kita bawa dalam perjalanan.
Beberapa kawan saya yang anggaran perjalanannya longgar dan bepergian seorang diri, sesekali suka memesan tiket kosong untuk tempat duduk di sebelahnya. Mereka menggunakan nama istri atau anak mereka untuk memesan tiket kosong tersebut. Umumnya mereka lakukan itu jika ada beberapa tas barang berharga yang harus mereka bawa masuk ke kabin dan membutuhkan pengawasan langsung dari mereka. Daripada ribet harus duduk dengan orang lain di samping mereka, mereka lebih baik mengeluarkan sejumlah uang agar tempat duduk di sampingnya kosong dan dapat digunakan untuk menaruh tas barang berharga. Dalam derajat tertentu, cara ini memang mahal namun bisa jadi berharga untuk dilakukan, tergantung dari nilai barang bawaan kita yang harus kita awasi secara langsung sepanjang perjalanan.
4. LINDUNGI PERANGKAT KITA DENGAN PASSWORD
Selain fokus tentang hal-hal yang bisa kita kendalikan, saya akan secara lebih sempit lagi terfokus pada keamanan barang bawaan kita di kendaraan umum.
Lebih terfokus lagi, saya akan lebih banyak berbicara tentang gawai (gadget) yang kita miliki dan bawa-serta dalam perjalanan kita dengan kendaraan umum.
Yang saya kategorikan sebagai gawai (gadget) di sini adalah telepon genggam, tablet, laptop, kamera, dan seluruh produk pendukungnya, misalnya Hard Disk Portable, kartu memori, dan lain-lain.
Mengapa saya terfokus di topik ini? Tidak lain adalah karena tiga alasan:
- Semakin hari semakin banyak diantara kita yang menggunakan gawai dalam bentuk apapun. Minimal sekali, nyaris semua orang kini menggunakan telepon genggam. Tidak dapat kita pungkiri, mungkin setengah hidup kita sangat tergantung dari gawai & berbagai perangkat digital yang terbukti banyak membantu pekerjaan & kehidupan pribadi kita.
- Semakin hari semakin banyak orang yang menggunakan jasa angkutan umum untuk bepergian & berwisata.
- Kehidupan yang semakin susah ini, membuat semakin banyak maling berkeliaran. Dalam hal ini adalah maling yang spesialisasinya beroperasi di kendaraan umum.
Baiklah, mari kita mulai...
Kuasailah Apa yang Dapat Kita Kuasai
Berdasarkan apa yang dapat kita kuasai dalam sebuah perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum, akan saya bagi tiga:
- Hal-hal yang ada diluar kekuasaan kita.
- Hal-hal yang sebagian aspeknya masih bisa kita kuasai.
- Hal-hal yang sepenuhnya dapat kita kuasai.
Contoh hal-hal yang sebagian aspeknya masih bisa kita kuasai (poin 2): barang bawaan kita yang tidak dapat kita bawa sepanjang waktu bersama kita.
Contoh hal-hal yang sepenuhnya dapat kita kuasai (poin 3): barang bawaan kita yang dapat kita bawa terus bersama kita sepanjang waktu, dimanapun kita berada.
Demi ringkasnya artikel ini, poin ke-1 tidak akan saya bicarakan lagi. Saya akan terfokus pada poin 2 dan poin 3.
Dalam perjalanan kita dengan menggunakan kendaraan umum, poin 2 dan poin 3 adalah sebuah kesatuan yang hampir selalu melekat bersama kita.
Oleh karena itu logika sederhananya adalah: kita berusaha sebaik mungkin untuk mengurangi poin 2, dan menambah poin 3. Sebisa mungkin secara manusiawi, kita pasti ingin terus ada bersama barang-barang bawaan kita, agar terhindar dari kehilangan atau kerusakan selama perjalanan tersebut.
Nah masalahnya, ruang dan kekuatan kita terbatas untuk bisa mengontrol semua barang bawaan kita. Oleh sebab itu kita WAJIB memfokuskan perhatian kita HANYA pada barang-barang yang memang vital bagi kehidupan pribadi dan profesional kita, dan bisa berakibat fatal atau sangat merepotkan bila barang-barang tersebut hilang atau rusak.
Marilah kita ikuti 5 langkah yang saya uraikan selanjutnya (teks berwarna biru), demi keselamatan barang-barang terpenting kita dalam perjalanan dengan kendaraan umum.
1. BACKUP, BACKUP dan BACKUP
Backup adalah jantung dari semua langkah pengamanan perangkat yang dapat kita lakukan. Baik data pribadi maupun data profesional yang kita miliki, saya pandang sama berharganya. Saya tidak pernah membedakan pentingnya diantara mereka. Oleh karena itu secara teratur dan disiplin, saya selalu melakukan backup atau penggandaan data pribadi maupun profesional saya.
Data apapun yang ada di dalam telepon genggam dan laptop saya, sudah pasti secara teratur saya backup kedalam Portable Hard Disk atau External Hard Disk. Prinsipnya sederhana. Seandainya perangkat utamanya hilang atau rusak, saya masih bisa menarik data terlengkap dari External Hard Disk tersebut ke perangkat baru yang saya beli sebagai pengganti perangkat lama yang hilang atau rusak. Maka hidup pun lebih sederhana, tinggal melakukan beberapa klik saja, maka kegiatan yang saya lakukan bisa kembali seperti semula.
Banyak orang berpikir bahwa membeli External Hard Disk untuk keperluan backup itu mahal. Maaf ya jika saya kasar, tapi ini namanya bodoh sekali. Saya bukanlah orang kaya, dan saya masih harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pokok saya sehari-hari bersama keluarga. Tapi saya perjuangkan mati-matian untuk membeli External Hard Disk tersebut. Semuanya demi kelangsungan hidup pribadi saya maupun kesinambungan pekerjaan saya. Istilah kasarnya, saya yang sudah pas-pasan ini, jangan sampai jatuh miskin atau sengsara hanya gara-gara urusan kehilangan perangkat kerja saya. Justru karena saya bukan orang yang berlebih, maka saya harus semakin waspada dengan apa yang saya miliki dan saya bawa dalam perjalanan. Logika itulah yang ingin saya bangun di artikel ini.
Telepon genggam saya hilang? Tenang saja, data Phone Book maupun foto, musik atau apapun yang ada di dalamnya; semuanya ada di External Hard Disk. Tinggal lakukan penarikan data untuk telepon genggam pengganti kelak.
Laptop saya hilang? Data pribadi saya lenyap bersamanya? Hasil pekerjaan saya lenyap bersamanya? Tidak... tenang saja... Yang perlu saya lakukan hanyalah mencari laptop pengganti, dan mengkopi-balik apa yang saya backup selama ini di External Hard Disk, ke laptop pengganti tersebut. Beres. Tidak perlu frustasi.
Dimanakah External Hard Disk ini seharusnya saya simpan? Ya jelas harus disimpan di tempat yang aman. Jika di rumah lebih aman, ya di rumah. Jika di kantor lebih aman, ya di kantor. Jika memang lebih aman dibawa kemana-mana, pastikan External Hard Disk tersebut cukup ringkas & cukup ringan untuk selalu menempel bersama kita.
Bagi yang data-datanya berukuran tidak besar namun tidak ingin direpotkan dengan urusan External Hard Disk, dapat mempertimbangkan penyimpanan data di Cloud Server. Cara ini paling aman & nyaman, namun membutuhkan koneksi Internet yang luar biasa bagus, cepat dan stabil. Jika kita malas berurusan dengan koneksi Internet di Indonesia yang... ya gitu deh... maka opsi penggunaan External Hard Disk sebagai backup data, menjadi tidak terhindarkan.
Misalnya jika saya harus membawa laptop untuk presentasi ke luar kota, saya melakukan backup materi-materi presentasi tersebut selain ke External Hard Disk, juga saya backup ke Flash Disk. Sehingga misalnya pun sampai ada kehilangan atau kerusakan laptop mendadak, saya bisa antisipasi dengan cepat untuk menancapkan Flash Disk tersebut di laptop / komputer pinjaman lain. Pertanyaannya, jika sudah di-backup di External Hard Disk, lalu mengapa tetap harus backup di Flash Disk juga?
Alasan saya sederhana saja. Misalnya terjadi apa-apa dengan laptop kita dan kita harus meminjam laptop / komputer orang lain, akan lebih aman jika kita menancapkan Flash Disk saja ketimbang External Hard Disk berisi data-data vital kita. Bagaimana jika External Hard Disk kita terkena virus dari komputer / laptop pinjaman tersebut? Bisa nangis darah deh. Jadi misalnya pun terkena virus, yang terkena cukup Flash Disk saja, tidak perlu berurusan dengan External Hard Disk kita.
Mengapa saya panjang-lebar membicarakan perihal backup ini? Karena backup adalah jantung dari semua keamanan perangkat. Saya pernah kehilangan / kerusakan telepon genggam dan laptop. Tapi saya tidak pernah merasa kiamat karena sudah memiliki data backup aktual dari telepon genggam atau laptop saya tersebut. Tanpa backup secara teratur dan berdisiplin, rasa-rasanya agak percuma jika kita melakukan langkah pengamanan secanggih apapun bagi perangkat yang kita miliki.
Dokumentasi kehidupan pribadi saya bersama keluarga saya sangatlah penting. Demikian juga dengan data-data pekerjaan saya. Apalagi daftar nama di Contact atau Phone Book saya, sangatlah berharga. Jika kita sudah menyadari betapa berharganya itu semua, harga External Hard Disk menjadi tidak mahal lagi. Ini hanyalah masalah perspektif saja.
Proses backup secara disiplin pun memang pada dasarnya harus terus kita lakukan, walaupun kita tidak pernah bepergian. Saya sudah terlalu banyak menemukan mereka yang kelimpungan karena telepon genggamnya error dan datanya hilang semua, sementara mereka tidak pernah melakukan backup selama ini.
2. SIMPLIFY YOUR LIFE, SIMPLIFY YOUR THINGS
Buat saya pribadi, kemanapun saya pergi, prinsip utama saya hanyalah 3 hal ini:
a. Bawalah sesedikit mungkin barang, yang penting saja.
b. Jika tidak mungkin sedikit, usahakan selalu membawanya dalam tas yang terintegrasi. Jangan terpisah di sejumlah kantong kresek, atau apapun yang bikin ribet perjalanan. Misalnya butuh 2-3 tas, pastikan hanya 2-3 tas itu yang kita jinjing dalam perjalanan. Jangan meribetkan perjalanan kita dengan kantong atau dus tambahan diluar tas pokok tersebut.
c. Fokuskan semua barang vital & berharga dalam satu tas yang bisa kita bawa kemana-mana dengan nyaman. Dimana kalaupun semua bawaan kita misalnya hilang, kita masih bisa meneruskan hidup & bekerja normal dengan satu "tas harta karun" yang selalu menempel bersama kita.
Bagi saya pribadi, dalam perjalanan apapun, mereka yang membawa begitu banyak tas untuk keperluan pribadi, biasanya orang tua. Anak-anak muda biasanya ogah rempong dan membawa bawaan dengan ringkas & tepat guna saja. Betapapun umur saya sudah tidak muda lagi, namun dalam hal bawaan selama perjalanan, saya selalu meniru generasi muda. Ringkas & ringan saja.
Saya pun selalu menekankan pada keluarga saya jika kita menggunakan kendaraan umum ketika bepergian: PACK LIGHT! Bawalah seringkas mungkin. Paling ideal adalah maksimal 2 tas saja per orang. Tas pertama adalah untuk "harta karun" kita yang vital, dan tas kedua adalah tas sekunder untuk pakaian dan barang-barang pribadi. Tas pertama wajib terus menempel bersama kita, sementara tas kedua bisa saja ditinggalkan jika kita ke toilet atau keluar makan.
Jika saya naik pesawat terbang, saya SELALU menghindari urusan dengan bagasi. Jadi sedapat mungkin tas yang saya bawa bisa saya masukkan ke kabin. Sudah terlalu banyak cerita tidak enak dari orang lain seputar urusan dengan bagasi pesawat. Dari mulai tas yang terbawa pesawat jurusan lain, kecurian di bagasi, antrian lama di pengambilan bagasi, dan masih banyak lagi. Ketika naik pesawat, sebisa mungkin sederhanakanlah bawaan kita dan sedapat mungkin tidak perlu berurusan dengan bagasi. Begitu tiba di tujuan, langsung hengkang dari bandara. Beres.
Agak berbeda ketika kita naik bis, terutama bis malam dengan durasi perjalanan yang lama. Loker tas di kabin bis berukuran jauh lebih kecil daripada loker tas di kabin pesawat terbang. Oleh karena itu agak absurd jika kita berusaha membawa satu tas lagi kedalam kabin bis, sementara tas tersebut sama sekali tidak dapat dimuat di loker kabin bis.
Maka ketika di bis malam, lebih realistis jika kita berurusan dengan bagasi bis. Toh untuk mengambil bagasi di bis pun mudah, tinggal minta bukakan bagasi saja. Tidak perlu birokrasi ribet seperti di bandara. Jadi kekuatiran soal bagasi di bis tidak sebesar di pesawat terbang. Namun hukum "tas harta karun" tetap sama. Harus ada satu tas yang memuat semua barang berharga kita dan kita bawa kemana-mana, bahkan ke WC bus sekalipun! Saya ada beberapa kawan yang kehilangan barang berharganya ketika seluruh isi bis tidur dan mereka harus ke WC bus dengan meninggalkan tasnya tersebut di kursi bis. Namanya maling ajaib ya, trik-trik mereka canggih dan selalu update dengan kondisi lapangan.
Saya serius. Bawalah "tas harta karun" tersebut bersama kita bahkan ketika kita ke WC bus sekalipun, terutama ketika kita bepergian sendiri. Hal yang sama pun berlaku di WC pesawat terbang. Turuti saja nasihat saya ini tanpa banyak mempertanyakan, demi keamanan kita semua.
Saya mengalami sendiri bahwa jika saya ngotot membawa tas sekunder ke dalam bis dan tidak dapat dimasukkan ke loker kabinnya, saya sendiri yang kesulitan. Saya pernah terpaksa menaruh tas gendong berukuran cukup besar di belakangnya kursi paling belakang bis tersebut, dan saya mengalami kehilangan barang. Maka dapat saya katakan bahwa sepengalaman saya dan banyak orang lain, untuk bis, lebih aman menaruh barang bawaan di bagasinya. Namun tetap ya... jangan pernah menaruh barang berharga apapun di tas yang kita taruh di bagasi bis.
Untuk angkutan laut / kapal laut, maaf jika saya tidak dapat menguraikan pengalaman saya, karena memang belum pernah naik kapal laut untuk perjalanan jauh. Paling hanya feri penyeberangan saja. Inipun prinsipnya sama. Selalu bawalah satu "tas harta karun" yang selalu menempel bersama kita kemana-mana. Yang kita tinggalkan di mobil (dalam feri) atau kamar, hanyalah barang / tas sekunder saja. Suka ada cerita juga isi mobil yang kemalingan ketika sedang menyeberang dengan feri, jika pemiliknya keluar dari mobilnya. Tetap berhati-hatilah.
3. SELALU WASPADALAH, AMATI TERUS KEADAAN SEKITAR KITA
Saya sepenuhnya sadar bahwa berusaha waspada pada keadaan sekitar memang membutuhkan energi lebih. Bahkan bagi saya yang suka bersiaga sekalipun, selalu waspada dan selalu mengamati keadaan sekitar saya, terkadang memang agak melelahkan. Apalagi bagi mereka yang terbiasa ceroboh, selordeh atau masa bodo dengan kondisi sekitar. Pasti menjadi waspada merupakan hal yang sangat melelahkan, sehingga seringnya tidak dilakukan. Kita menjadi lengah.
Jika saya sedang fit dan tidak mengantuk, ketika baru memasuki kabin pesawat atau bis, secara sekilas saya amati dulu fisik dan gerak-gerik semua penumpangnya, terutama jika posisi duduk saya memungkinkan untuk melakukan pengamatan tersebut.
Ketika kita tertidur, tentu tidak mungkin menjadi selalu waspada. Namun upaya-upaya untuk menjaga tas harta karun kita, setidaknya masih bisa kita lakukan sebelum kita terlelap. Sebisa mungkin hindarilah kejadian "ketiduran", karena bisa saja kita lupa memasukkan telepon genggam kita atau lupa mengunci retsleting tas kita, dan akhirnya terjadi kehilangan barang.
Paling aman biasanya memasukkan telepon genggam ke saku celana kita. Jika terasa kurang aman, masukkan kedalam "tas harta karun" kita. Jika kita tergolong paranoid, tidak perlu segan menggembok retsleting tas bawaan kita dengan gembok kecil, bahkan untuk "tas harta karun" sekalipun.
Tentu saja tidak ada salahnya dengan ramah terhadap orang asing yang kita temui di perjalanan. Namun jangan sekali-kali keramahan kita tersebut mengurangi sedikitpun kewaspadaan kita terhadap orang-orang asing di sekitar kita.
Buat saya pribadi sih, lebih baik saya dinilai tidak ramah, daripada saya berusaha dinilai ramah tapi malah akhirnya saya yang ketiban sialnya sendiri. Dalam berurusan dengan orang asing di lingkungan yang asing, apalagi dengan menggunakan kendaraan umum, tidak perlulah bagi kita untuk berusaha dinilai ramah, baik dan lain sebagainya. Ramah seperlunya saja, yang penting sopan dan tidak mencari gara-gara atau keributan. Selalu fokuslah pada keselamatan kita dan keselamatan barang-barang yang kita bawa dalam perjalanan.
Beberapa kawan saya yang anggaran perjalanannya longgar dan bepergian seorang diri, sesekali suka memesan tiket kosong untuk tempat duduk di sebelahnya. Mereka menggunakan nama istri atau anak mereka untuk memesan tiket kosong tersebut. Umumnya mereka lakukan itu jika ada beberapa tas barang berharga yang harus mereka bawa masuk ke kabin dan membutuhkan pengawasan langsung dari mereka. Daripada ribet harus duduk dengan orang lain di samping mereka, mereka lebih baik mengeluarkan sejumlah uang agar tempat duduk di sampingnya kosong dan dapat digunakan untuk menaruh tas barang berharga. Dalam derajat tertentu, cara ini memang mahal namun bisa jadi berharga untuk dilakukan, tergantung dari nilai barang bawaan kita yang harus kita awasi secara langsung sepanjang perjalanan.
4. LINDUNGI PERANGKAT KITA DENGAN PASSWORD
Cukup banyak pemilik perangkat yang malas atau tidak mau repot, sehingga tidak melindungi perangkatnya dengan password, passcode atau passpatern. Memang betul hal tersebut agak merepotkan, namun terbukti dapat "menyelamatkan hidup & data kita" ketika terjadi kehilangan perangkat tersebut.
Saya melangkapi telepon genggam, laptop, dan perangkat lain dengan perlindungan password, passcode atau passpatern. Jika sampai terjadi kehilangan pada perangkat kita, minimal si maling akan mengalami kesulitan cukup besar untuk mengaktifkan perangkat curian tersebut. Dalam beberapa sistem operasi telepon genggam, kita bisa membuat perangkat tersebut melakukan penghapusan data secara otomatis ketika terjadi beberapa kali kesalahan pengisian password. Ini penting jika banyak sekali data rahasia di dalam perangkat kita yang kemalingan tersebut.
Di dunia yang semakin gila dan semakin terbuka ini, jauh lebih baik bila kita sedikit repot karena harus mengisi password, passcode atau passpatern. Akan jauh lebih repot lagi jika misalnya karena perangkat kita tidak terlindungi apapun lalu kecurian, data-data pribadi kita beredar dengan bebasnya di dunia maya dan disalahgunakan oleh para pelaku kejahatan. Ini akan jauh lebih merepotkan.
5. SEMAKIN SEDERHANA, SEMAKIN BAIK
Ketika kita bepergian dengan kendaraan umum, semakin sederhana barang bawaan kita, semakin baik dan semakin amanlah perjalanan tersebut. Maksudnya begini.
Misalnya kita menggunakan dua nomor telepon genggam. Saya pribadi jauh lebih suka telepon genggam dengan fitur Dual SIM, ketimbang harus membawa dua unit pesawat telepon genggam kemana-mana. Karena semakin sedikit perangkat, maka semakin berkurang pula kesibukan kita untuk memperhatikan keamanan perangkat kita.
Karena di telepon genggam saya sudah tersedia fasilitas jam, alarm dan fasilitas lainnya secara terintegrasi, maka saya merasa tidak lagi perlu menggunakan jam tangan ketika bepergian. Ini sudah sangat menyederhanakan perjalanan kita.
Demikian juga dengan laptop vs tablet. Jika misalnya presentasi yang akan kita lakukan di lokasi tujuan dapat dilakukan dengan tablet, maka tidak perlu lagi membawa laptop berat-berat. Atau misalnya materi presentasi sudah final, cukup bawa materi tersebut di Flash Disk dan mintalah penyelenggara presentasi di tempat tujuan untuk menyediakan laptop; tentunya jika kondisi memungkinkan.
Garis besarnya adalah bagaimana caranya kita terus semakin menyederhanakan apapun yang harus kita bawa dalam perjalanan bersama angkutan umum tersebut. Kita hanya bisa berpikir untuk membawa ini-itu dengan lengkap & ideal, jika kita melakukan road trip dengan mengemudi mobil sendiri. Namun selama masih menggunakan angkutan umum, prinsipnya adalah: semakin sederhana, semakin baik.
Kesimpulan & Penutup
Prinsip saya sederhana saja. Lebih baik kita paranoid tapi selamat, daripada sok berpikiran positif atau ceroboh, tapi akhirnya kita sendiri yang ketiban sialnya. Terbayangkah kehilangan dompet di lokasi tujuan atau kehilangan paspor di negara lain? Repotnya setengah mati. Percayalah, tidak ada satupun orang yang ingin mengalami hal-hal semacam ini, terutama ketika mereka berwisata.
Sebenarnya semuanya masalah pilihan saja. Buat saya pribadi, lebih baik saya repot dan lelah untuk melakukan pencegahan dan antisipasi, daripada saya repot, lelah dan dongkol ketika terpaksa harus melakukan pemulihan kondisi karena kehilangan barang penting ketika bepergian jauh dengan kendaraan umum. Belum lagi kehilangan sejumlah biaya dalam proses pemulihan tersebut. Tentu ini tidak perlu terjadi jika kita sedari awal sudah cermat dengan apa yang saya paparkan dalam artikel ini.
Bahkan ketika kita menggunakan maskapai ternama atau perusahaan angkutan terkemuka sekalipun, kadar kewaspadaan ini tidak semestinya berkurang sedikitpun. Kita baru bisa sedikit rileks jika misalnya kita melakukan road trip dengan membawa mobil sendiri. Itupun tetap harus ada satu "tas harta karun" yang berisi surat-surat penting, uang, dan hal-hal vital lainnya, yang dapat kita bawa serta selalu ketika kita harus meninggalkan mobil di parkiran.
Jangan sampai perjalanan jauh yang kita lakukan, dirusak oleh kecerobohan kita sendiri dalam melakukan pengamanan perangkat-perangkat genggam milik kita.
Saya melangkapi telepon genggam, laptop, dan perangkat lain dengan perlindungan password, passcode atau passpatern. Jika sampai terjadi kehilangan pada perangkat kita, minimal si maling akan mengalami kesulitan cukup besar untuk mengaktifkan perangkat curian tersebut. Dalam beberapa sistem operasi telepon genggam, kita bisa membuat perangkat tersebut melakukan penghapusan data secara otomatis ketika terjadi beberapa kali kesalahan pengisian password. Ini penting jika banyak sekali data rahasia di dalam perangkat kita yang kemalingan tersebut.
Di dunia yang semakin gila dan semakin terbuka ini, jauh lebih baik bila kita sedikit repot karena harus mengisi password, passcode atau passpatern. Akan jauh lebih repot lagi jika misalnya karena perangkat kita tidak terlindungi apapun lalu kecurian, data-data pribadi kita beredar dengan bebasnya di dunia maya dan disalahgunakan oleh para pelaku kejahatan. Ini akan jauh lebih merepotkan.
5. SEMAKIN SEDERHANA, SEMAKIN BAIK
Ketika kita bepergian dengan kendaraan umum, semakin sederhana barang bawaan kita, semakin baik dan semakin amanlah perjalanan tersebut. Maksudnya begini.
Misalnya kita menggunakan dua nomor telepon genggam. Saya pribadi jauh lebih suka telepon genggam dengan fitur Dual SIM, ketimbang harus membawa dua unit pesawat telepon genggam kemana-mana. Karena semakin sedikit perangkat, maka semakin berkurang pula kesibukan kita untuk memperhatikan keamanan perangkat kita.
Karena di telepon genggam saya sudah tersedia fasilitas jam, alarm dan fasilitas lainnya secara terintegrasi, maka saya merasa tidak lagi perlu menggunakan jam tangan ketika bepergian. Ini sudah sangat menyederhanakan perjalanan kita.
Demikian juga dengan laptop vs tablet. Jika misalnya presentasi yang akan kita lakukan di lokasi tujuan dapat dilakukan dengan tablet, maka tidak perlu lagi membawa laptop berat-berat. Atau misalnya materi presentasi sudah final, cukup bawa materi tersebut di Flash Disk dan mintalah penyelenggara presentasi di tempat tujuan untuk menyediakan laptop; tentunya jika kondisi memungkinkan.
Garis besarnya adalah bagaimana caranya kita terus semakin menyederhanakan apapun yang harus kita bawa dalam perjalanan bersama angkutan umum tersebut. Kita hanya bisa berpikir untuk membawa ini-itu dengan lengkap & ideal, jika kita melakukan road trip dengan mengemudi mobil sendiri. Namun selama masih menggunakan angkutan umum, prinsipnya adalah: semakin sederhana, semakin baik.
Kesimpulan & Penutup
Prinsip saya sederhana saja. Lebih baik kita paranoid tapi selamat, daripada sok berpikiran positif atau ceroboh, tapi akhirnya kita sendiri yang ketiban sialnya. Terbayangkah kehilangan dompet di lokasi tujuan atau kehilangan paspor di negara lain? Repotnya setengah mati. Percayalah, tidak ada satupun orang yang ingin mengalami hal-hal semacam ini, terutama ketika mereka berwisata.
Sebenarnya semuanya masalah pilihan saja. Buat saya pribadi, lebih baik saya repot dan lelah untuk melakukan pencegahan dan antisipasi, daripada saya repot, lelah dan dongkol ketika terpaksa harus melakukan pemulihan kondisi karena kehilangan barang penting ketika bepergian jauh dengan kendaraan umum. Belum lagi kehilangan sejumlah biaya dalam proses pemulihan tersebut. Tentu ini tidak perlu terjadi jika kita sedari awal sudah cermat dengan apa yang saya paparkan dalam artikel ini.
Bahkan ketika kita menggunakan maskapai ternama atau perusahaan angkutan terkemuka sekalipun, kadar kewaspadaan ini tidak semestinya berkurang sedikitpun. Kita baru bisa sedikit rileks jika misalnya kita melakukan road trip dengan membawa mobil sendiri. Itupun tetap harus ada satu "tas harta karun" yang berisi surat-surat penting, uang, dan hal-hal vital lainnya, yang dapat kita bawa serta selalu ketika kita harus meninggalkan mobil di parkiran.
Jangan sampai perjalanan jauh yang kita lakukan, dirusak oleh kecerobohan kita sendiri dalam melakukan pengamanan perangkat-perangkat genggam milik kita.
0 Response to "Maksimalisasi Keamanan di Kendaraan Umum"
Post a Comment