Papandayan: Kebersamaan Terbaik (Bag. 1)

Setiap bulan Agustus, kenangan saya selalu dipenuhi oleh sebuah momen paling seru bersama keluarga saya. 15 Agustus 2015, saya bersama keluarga kecil saya mendaki Gunung Papandayan di Garut, Jawa Barat. Pendakian ini adalah yang paling berkesan karena merupakan petualangan terakhir yang bisa kami lakukan sebelum anak sulung saya benar-benar berada di asrama sekolah sejak Juli 2016 lalu.

Yang berkesan dari perjalanan kami ke Gunung Papandayan ini tentu saja dari keberadaan kami di sananya, yang ditunjang dengan cuaca cerah bersahabat dan hasil-hasil foto yang oke banget. Tapi kesan mendalam bagi saya pribadi, sesungguhnya terletak pada proses dibalik perjalanan itu, sebelum perjalanan itu dilakukan hingga pada akhirnya terjadi.

Bagi kami yang sudah lama menjual mobil pribadi kami dan hanya bergantung pada pinjaman mobil kantor, tentu tidak mudah untuk merencanakan sebuah perjalanan ke luar kota yang mengharuskan penggunaan mobil. Ketika itu saya masih ngantor sebagai karyawan, yangmana sesekali saya diperbolehkan untuk meminjam mobil kantor untuk keperluan pribadi. Dalam hal itu saya bersyukur dan berterimakasih pada kantor tempat saya bekerja. Betapapun jabatan saya belum memungkinkan untuk diberikan mobil dinas dari kantor, tapi manajemen sesekali berbaik hati untuk meminjamkan mobil tersebut pada saya.

Jadi beberapa minggu sebelum perjalanan ini terjadi, kami sekeluarga memang sudah membuat rencana ingin pergi naik gunung bareng. Karena dulunya saya adalah pendaki gunung dan di Pecinta Alam pun spesialisasi saya adalah pendakian gunung, maka tidak sulit bagi saya untuk memilih gunung yang paling tepat untuk kami daki sekeluarga.

Tadinya anak saya yang sulung bersikeras ingin ke Gunung Gede di Cibodas, mungkin karena terpesona dengan keindahannya dari berbagai situs. Langsung saya tolak rencana tersebut. Saya katakan pada anak saya, bahwa saya sudah 3x mendaki Gunung Gede dan tahu persis bahwa gunung tersebut kurang cocok untuk didaki oleh keluarga yang masih punya anak kecil balita. Tentu saja saya harus memperhitungkan anak bungsu saya yang umurnya saat itu masih balita.

Akhirnya saya sodorkan rencana ke Gunung Papandayan. Papandayan adalah gunung pertama yang saya daki pada tahun 1994. Bagaimana pertama kalinya saya menaiki Gunung Papandayan, telah saya ceritakan detail serunya di artikel ini.

Singkat kata, setelah saya beberkan deskripsi Gunung Papandayan pada keluarga saya, mereka setuju untuk mendakinya. Istilahnya, Papandayan adalah langkah awal terbaik bagi keluarga yang mau mendaki gunung yang terbilang serius, bukan hanya bukit saja. Papandayan itu sendiri merupakan gunung yang cukup serius, namun tingkat kesulitan pendakiannya terbilang jinak. Oleh karena jinak itulah, maka cukup banyak pendaki yang pergi ke sana, dan oleh karenanya kami tidak perlu terlalu kuatir terutama menyangkut anak bungsu kami.

Saya lihat kalender, bulan Agustus adalah waktu paling pas untuk pendakian gunung. Selain karena (biasanya) masih musim kemarau sehingga cerah, juga karena biasanya pendakian menjadi ramai karena banyak orang yang mau merayakan 17 Agustusan di puncak gunung. Saya atur pengambilan cuti saya dari kantor, mulai tanggal 15 Agustus. Peminjaman mobil pun sudah saya atur, dan sudah disetujui oleh manajemen kantor saya. Saya pun menantikan hari-hari itu dengan antusias, karena pertama kalinya akhirnya saya bisa mengajak keluarga saya melakukan pendakian gunung yang "beneran gunung", bukan cuma perbukitan wisata semata.


Tak disangka oh tak disangka... terjadi perubahan tiba-tiba pada rencana saya, terutama peminjaman mobil kantornya. Pada siang tanggal 14-nya ada divisi lain di kantor saya yang kehabisan stok mobil yang bisa digunakan untuk penugasan keluar kantor. Saat itu memang kantor saya lagi banyak mengerjakan event, sehingga mobilitas staf-staf lain menjadi tinggi. Karena penggunaan mobil saya bersifat pribadi ketika cuti, saya harus rela membatalkan peminjaman mobil kantor saya demi urusan divisi lain yang lebih korelatif dengan urusan kantor. Tanpa diminta, saya batalkan peminjaman mobil kantor tersebut.

Namun setelahnya, saya harus memutar otak seperti orang gila. Karena apa? Saat itu kondisi keuangan saya sedang tidak baik. Benar-benar tidak baik. Loh lalu kenapa disaat kondisi keuangan tidak baik, malah berwisata bersama keluarga? Mengenai itu, akan saya jelaskan di artikel terpisah.

Saya sesaat panik karena berarti pilihannya cuma dua: membatalkan rencana perjalanan ini dan membatalkan cuti, atau tetap melaksanakan rencana ini namun harus menyewa mobil. Saya putuskan untuk tetap menjalankan rencana ini namun dengan tenggat waktu hingga jam pulang kantor jam 17.00. Jika hingga jam 17.00 saya tidak mendapatkan mobil sewaan, otomatis rencana akan saya batalkan.

Maka Google pun saya maksimalkan. Saya telepon satu-persatu perusahaan penyewaan mobil di Jakarta maupun Bogor. Tidak ada yang jodoh dalam waktu sesingkat itu, apalagi dalam beberapa jam lagi harus diambil. Menjelang 17 Agustus memang biasanya penyewaan mobil mengalami kenaikan jumlah peminjaman kendaraan.

Akhirnya ada satu nama rental yang terbaik, yang  tadinya saya hindari karena asumsi saya, pasti mahal sekali harga sewanya. Yaitu TRAC, dari Astra. Benar saja, harga sewanya dua kali lipat penyewaan mobil umumnya. Dan yang lebih menyulitkan lagi, untuk menyewa mobilnya harus terlebih dahulu menjadi anggota. Persyaratan menjadi anggota pun cukup rumit, seperti kita mau mengajukan aplikasi KTA atau kartu kredit. Pun setelah mendaftar menjadi member, tidak bisa langsung menyewa mobil. Butuh waktu seminggu dulu proses internal mereka. Kerumitan ini terjadi karena sejatinya TRAC memang memfokuskan bisnis mereka ke penyewaan mobil korporasi, walaupun memang mereka menyewakan juga ke perorangan. Tapi norma-norma & prosedur penyewaan mobil secara korporat, juga sama diaplikasikan ke penyewa perorangan.

Betapapun sangat rumit proses keanggotaannya, saya jalani saja. Semua dokumen berlapis yang mereka minta saya berikan. Bahkan mereka meminta kartu nama saya yang terkait dengan pekerjaan saya. Tidak masalah. Akhirnya dengan determinasi penuh, saya katakan bahwa saya butuh penyewaan mobilnya dalam beberapa jam lagi. Tidak ada waktu menunggu keanggotaan selesai seminggu lagi. Itulah yang saya tandaskan ke manajemen TRAC.

Ada harga, ada nama besar, ada kualitas. Itulah TRAC. Hanya dalam waktu sekitar dua jam dengan lalu-lintas E-mail, WhatsApp dan panggilan telepon yang sangat intens, seluruh proses keanggotaan saya disetujui oleh beberapa lapisan manajerial. Mobil sewaan siap diantarkan ke kantor saya, dan dari jenis transmisi matic pula. Selama ini yang saya tahu, jarang sekali penyewaan mobil yang menyediakan varian matic. Tapi di TRAC, transmisi matic sudah menjadi standar umum. Justru jika konsumen ingin yang transmisi manual, harus request. Terbalik dengan apa yang selama ini berjalan di penyewaan mobil pada umumnya.

Selain itu mobil TRAC pun terpercaya perawatannya. Contohnya saja, AC selalu dingin. AC adalah komponen kendaraan sewaan yang seringkali dianggap remeh dan jarang dirawat oleh jasa penyewaan mobil lain. Beberapa kali saya berurusan dengan TRAC, AC mobilnya selalu dingin, kondisi mesin dan interiornya juga selalu prima. Tidak pernah mogok, tidak pernah tercium bau apapun yang tidak sedap dari jajaran mobilnya. TRAC sangat saya rekomendasikan bagi mereka yang misalnya harus mengantar tamu. Terbayang, alangkah memalukan jika mobil yang kita sewa ternyata berbau tidak sedap atau AC-nya tidak dingin / mati ditengah jalan...

Lebih hore-nya lagi, saat itu TRAC sedang ada program promosi. Peminjaman untuk durasi 3 hari yang semestinya nominal harganya diatas 1.5 juta rupiah, tercakup kedalam program promosi hingga saya cukup membayar hanya dibawah 500 ribu rupiah saja. Saya sampai beberapa kali mengucapkan terima kasih ke officer yang menangani saya.

Akhirnya setelah mobil pinjaman tiba di kantor saya, saya pun pulang ke rumah. Istri saya heran, ini jelas bukan mobil kantor yang biasanya saya bawa. Warnanya saja jelas berbeda. Akhirnya saya jujur saja menjelaskan kegilaan hari itu hingga berlabuh ke TRAC. Istri saya tidak percaya dengan harga sewanya yang sedemikian murah akibat promosi Paket Kemerdekaan. Dia pikir saya berbohong soal harga (seperti biasanya kaum lelaki, ha ha ha...). Saya tunjukkan invoice asli & resmi dari TRAC, barulah dia percaya sambil manggut-manggut kegirangan.

Saya juga senang dengan keanggotaan TRAC ini, karena berlaku seumur hidup. Jadi sekalinya keanggotaan telah diverifikasi & disetujui, kapanpun saya menyewa mobil tidak masalah. Bayangkan jika saya berusaha menjadi anggota ketika saya sudah tidak ngantor lagi, prosedur & persetujuannya akan jauh lebih sulit. Seperti aplikasi kredit bank dalam bentuk apapun saja, yang jauh lebih mudah disetujui ketika kita masih ngantor.

Buat saya pribadi, tidak ada halangan yang terlalu besar untuk menggapai pengalaman / experience bersama keluarga yang kita cintai. Kita tidak pernah tahu kapan lagi kita bisa merasakan experience bersama keluarga kita. Kita bisa saja membelikan anak-anak kita barang-barang mahal. Tapi tidak akan pernah ada barang semahal apapun yang bisa menandingi indahnya kekuatan memori kebersamaan yang penuh kasih & kehangatan.

Oleh sebab itu kendala-kendala teknis dapat saya atasi dengan determinasi penuh. Banyak orang mengatakan bahwa saya adalah orang yang koleris, demanding dan pushy jika sudah memiliki goal yang kuat. Saya justru merasa terhormat dikatakan seperti itu. Karena saya seperti itulah, saya bisa memperoleh sejumlah hal atau pengalaman berharga betapapun kondisi kehidupan saya tidak seberuntung kawan-kawan saya yang lain.

Malam itu perasaan kami semua bercampur-aduk. Rencana experience terbaik dalam hidup kami, akhirnya bisa terwujud... Selebihnya bersambung di artikel bagian 2 dan artikel bagian 3 (terakhir). Selamat membaca...


Pasal Sanggahan
Artikel ini bukan pesan sponsor TRAC lho ya... Karakter saya adalah saya tidak segan menyebut nama atau brand barang / jasa yang memang terbukti handal & berkualitas tinggi. Bagi siapapun yang membutuhkan jasa penyewaan mobil korporat & perorangan paling handal di Indonesia, tanpa ragu saya akan menyebutkan nama TRAC. Bersiaplah dengan prosedur keanggotaannya yang cukup panjang (untuk penyewa perorangan). Tapi semuanya itu setara dengan customer experience yang akan kita dapatkan.

Saya tahu bahwa diluar sana ada banyak nama yang menyediakan layanan penyewaan mobil. Dengan saya membahas TRAC di artikel ini, bukan berarti nama penyewaan mobil yang lain itu jelek adanya. Namun tentunya saya hanya akan membahas apa yang pernah saya coba atau alami secara langsung saja. Semoga para pembaca paham.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Papandayan: Kebersamaan Terbaik (Bag. 1)"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel